Latest Post

Peringatan Hari Pohon Sedunia

Written By Unknown on Kamis, 21 November 2013 | 22:24



Aksi Cabut Seribu Paku

CABUT PAKU : Para pelajar dan komunitas lingkungan EH Gresik tengah mencabut paku di Jl Kartini Foto : Yudhi

Momentum peringatan Hari Pohon Sedunia yang jatuh 21 November digunakan anak-anak muda Gresik untuk merawat pohon. Sekaligus menyerukan agar warga tidak seenaknya memaku pohon. Sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam komunitas Earthhour (EH) bersama siswa SMA Semen membersihkannya.


MEREKA menggelar aksi cabut seribu paku dibeberapa titik jalan protokol kota. Ketua komunitas EH Syaiful Fauzi mengajak masyarakat mencintai pohon. Banyak cara agar pohon bisa lestari, salah satunya dengan tidak menggunakan kertas dan tisu secara berlebihan. Penggunaan kertas sebenarnya bisa disamakan dengan dukungan terhadap aksi tebang pohon liar. “Tisu dan kertas kan terbuat dari kayu, semakin banyak kertas yang dibutuhkan semakin banyak pula pohon yang ditebang,” ujarnya.
Begitu juga dengan memaku pohon. Paku tersebut akan merusak jaringan organ pertumbuhan pohon. “Paku yang menancap dan mengenai kambium, akan membuat pohon tidak tumbuh maksimal, sama juga akibatnya dengan melilitkan kawat dibatang pohon,”tambah Syaiful.
Sementara itu, para siswa sangat antusias mengikuti aksi cabut seribu paku ini. Salah satu siswa Risqiya menyatakan merawat pohon sama halnya dengan ikut memerangi pemanasan global. “Acaranya seru, dan membantu keberlangsungan pohon,” jelas siswi yang biasa dipanggil Qia ini. (rof)



Retribusi Borongan Baru Kali Pertama di Indonesia

Retribusi Borongan Baru Kali Pertama di Indonesia
     RANCU: Pengamat hukum Unair Suparto Wijoyo ketika berdiskusi bersama Wabup Moh Qosim         Foto : Yudhi.


KOTA-Retribusi borongan yang diterapkan Badan Perizinan dan Penanaman Modal (BPPM) untuk sewa reklamasi perairan, baru kali pertama terjadi di Indonesia. Sejumlah pengamat hukum menilai, aturan penarikan reklamasi rancu dan bisa jadi model borongan memunculkan modus korupsi model baru.
Akademisi Fakultas Hukum Unair Surabaya, I Wayan Titib Sulaksana mengatakan, sepanjang yang dia tahu, retribusi atau pajak tidak bisa ditarik secara akumulatif atau borongan. "Namanya retribusi yang ditarik periodik setiap sebulan atau setahun sekali seperti halnya pembayaran retribusi kebersihan tiap bulan atau pajak bumi dan bangunan yang ditarik tiap tahun," kata Wayan Titib.
Dikatakan, karena bertentangan dengan ketentuan UU 28/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, bisa jadi sistem borongan tersebut merupakan salah satu modus korupsi model baru. "Apalagi kalau penarikan nominal retribusi dilakukan semau gue dengan menggunakan tarif lama, sementara tarif baru sudah disahkan. Apa pernah ada aturan berlaku surut," imbuh Penggiat Anti Korupsi ini.
Ditambahkan, jika retribusi borongan dilaksanakan yang enak nanti adalah oknum penarik. Perusahaan yang membayar juga untung karena tidak perlu memikirkan kenaikan retribusi tiap tahun. "Yang pasti masyarakat Gresik yang dirugikan," tukasnya.
Sementara itu, Akademisi Unair lainnya, Suparto Wijoyo menilai reklamasi adalah tindakan pemulihan terhadap kualitas ekosistem pasca kegiatan pertambangan. “Reklamasi merupakan tanggung jawab para pengusaha, yang telah melakukan pertambangan untuk memulihkannya kembali,” jelas Suparto Wijoyo.
Ditambahkan, retribusi sewa reklamasi sesungguhnya tidak ada. Biasanya terkait reklamasi ini adalah dana jaminan. “tidak ada retribusi sewa reklamasi karena reklamasi itu tidak disewakan,” tambahnya.
Menurutnya, Terkait dengan reklamasi ini, biasanya pemerintah akan meminta dana jaminan reklamasi kepada para pengusaha. “Untuk reklamasi adanya ya dana jaminan, karena ditakutkan pengusaha tidak mau mereklamasi kembali wilayah yang sudah ditambangnya.
Diharapkan,Pemerintah Gresik segera melakukan pembaharuan hukum. Reklamasi itu tidak dapat dilakukan sewa menyewa karena bukan properti. “Reklamasi itu adalah tanggung jawab pada ekosistem dan alam, bukan property yang dapat disewakan, untuk itu harus ada perubahan hukum,” jelasnya. (rof)

Kejaksaan Telusuri Perusahaan Pengadaan Alkes

Written By Unknown on Rabu, 20 November 2013 | 22:04



Kejaksaan Telusuri Perusahaan Pengadaan Alkes 
Dok


 
KEBOMAS-   Sikap nekad Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Gresik untuk tetap melakukan penggadaan alat kesehatan (alkes) senilai Rp 3 miliar bakal dibayar mahal. Ini karena pihak Kejaksaaan Negeri (Kejari) Gresik kian serius dan langsung bergerak cepat untuk mengusut kasus pengadaan alkes di lingkungan Dinkes Gresik tersebut.

Yang pertama dibidik adalah pengadaan alkes senilai Rp 1,1 miliar untuk Puskesmas Sidayu yang hingga kini masih mangkrak. “Tim kami masih terus bekerja,” tutur  Kasi Intel Kejari Wahyu Tri Antono saat dikonfirmasi Radar Gresik, kemarin (20/11).

Dikatakan, pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk menuntaskan kasus itu. Di antara langkah yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan informasi untuk pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) dan puldata (pengumpulan data). Cuma, aku dia, upaya tersebut masih nemui kendala di lapangan.

Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi dirinya untuk mengungkapkan kasus tersebut. Salah satunya terkait dengan mencari pembanding harga alkes yang ada di Puskesmas Sidayu. “Jadi kami akan menanyakan ke perusahaan lainnya yang juga menyediakan alat serupa tentang berapa harganya,” tutur dia.

Sebelumnya, Wahyu mengatakan dirinya juga sempat mendatangi CV Ladang Karya Husada di Kutisari, Surabaya. “Sayangnya kami tidak pernah bertemu dengan pemiliknya,” keluh dia.

Kendati demikian, ia berjanji akan menyelesaikan kasus itu dalam waktu dekat. “Setelah kami dapat harga pembanding dari perusahaan yang mengikuti lelang alkes itu, pasti akan segera kami selesaikan,” ucap dia.

Sementara itu, LSM Masyarakat Gresik Anti Korupsi (SAKTI) menuding kinerja Kejari Gresik terlalu lamban. Koordinator SAKTI Andi Supandi menganggap kesulitan yang dialami Kejari Gresik untuk mencari harga pembanding tidak masuk akal. “Untuk mencari harga pembanding kan bisa dilacak dengan melihat data perusahaan mana saja yang mengikuti lelang tersebut,” kata Andi. “Pasti ada, termasuk dalam data yang disediakan oleh LPSE,” tambah dia.

Dalam perhitungannya, seharusnya pencarian data harga pembanding dari perusahaan lain tidak membutuhkan waktu terlalu lama. “Paling lama mungkin hanya satu minggu,”paparnya.

Dengan mengetahui data harga pembanding dari perusahaan lain, pihaknya berharap Kejari Gresik bisa mengungkapkan jenis penyelewengan yang ada di Dinkes Gresik. “Kalau misal ada perusahaan lain yang berani lebih murah harganya, nanti kan jelas kelihatan kalau Dinkes Gresik itu ada permainan dengan rekanannya,”pungkasnya dengan nada tinggi.

Di tempat terpisah, Kepala Dinkes Gresik Sugeng Widodo menyampaikan bantahan terkait harga pengadaan alkes di Puskesmas Driyorejo. Menurut Sugeng, nilai pengadaan alkes tersebut hanya mencapai Rp 2 miliar. “Itu pun juga kita bagi dengan Puskesmas Cerme,” terang Sugeng. “Jadi masing-masing hanya sekitar Rp 1 miliar saja,” sambung Sugeng.

Sugeng menambahkan, pengadaan alkes tersebut merupakan bentuk komitmen Dinkes Gresik dalam melayani kesehatan masyarakat di seluruh Gresik. “Kalau selatan itu di Driyorejo, tengah ada di Cerme, dan utara ya di Puskesmas Sidayu,” pungkasnya. (jan)


Polres Bagi-Bagi Pelampung



 Antisipasi Cuaca Buruk

Polres Gresik Bagikan Pelampung Gratis Kepada Nelayan

                                                                                                                                                                             Foto : Yudhi
CUACA BURUK : Kapolres AKBP  Akhmad Ibrahim bersama jajaran  membagikan  pelampung gratis kepada nelayan di tengah laut.

Memasuki musim hujan, perairan di ombak di Laut Jawa mulai  meningkat. Untuk menghindari kecelakaan di laut, Polres Gresik membagikan pelampung gratis kepada nelayan di Pantai Lumpur. Harapannya, pelampung bisa menjadi penyelamat ketika mereka melaut.



AKSI bagi-bagi pelampung itu dilakukan di dua titik perkampungan nelayan. Masing-masing Kelurahan Kroman dan kelurahan Lumpur, keduanya di Kecamatan Kota.

Kapolres Gresik AKBP Ahmad Ibrahim mengatakan, pembagian itu bertujuan untuk memberi kemudahan kepada nelayan yang melaut dalam kondisi cuaca yang cenderung memburuk belakangan ini. Bahkan,  gelombang di laut Gresik saat ini sudah mencapai dua meter lebih.

Dikatakan, aksi ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya. “Saat ini, kami bagi-bagikan pelampung kepada nelayan Lumpur, kedepan kami pastikan seluruh nelayan di Gresik akan mendapatkan pelampung,” kata Ahmad Ibrahim di sela-sela aksi bagi-bagi pelampung,

Aksi ini, kata dia, merupakan langkah antisipatif menghadapi kondisi cuaca yang semakin memburuk.“Saat ini merupakan saat di mana angin barat muncul, hal ini cukup memperihatinkan bagi para nelayan,” ujarnya.

Dikatakan, para nelayan biasanya menggunakan jerigen sebagai alat pengaman di tengah laut. Padahal, alat tersebut tidak memiliki standar keselamatan saat terjadi kecelakan di laut. “Para nelayan kondisinya cukup memperihatinkan, mereka tidak mempunyai alat keselamatan yang memadai,” jelas dia.

Dijelaskan, pelampung yang dibagikan kepada para nelayan kondisi sesuai standar. “Kami sudah melakukan percobaan terhadap pelampung ini, dipastikan dapat digunakan satu tahun,” beber dia.

Dalam kesempatan ini, ia mengajak seluruh pihak terkait agar ikut memperhatikan kondisi para nelayan. “Acara ini kami lakukan dengan adanya dukungan beberapa pihak, termasuk Satuan Polisi Perairan (Sat Polair),” ungkapnya.

Sementara itu, para nelayan kemarin terlihat antusias menerima pemberian cuma-cuma alat pelampung tersebut dari kepolisian. Mereka pun terlihat senang. “Kami senang, karena kondisi sangat tidak menentu, membuat kami merasa khawatir juga,” jelas salah satu nelayan Lumpur, Soleh. Para nelayan berjanji akan selalu menggunakan pelampung yang diberikan. “Kami pasti akan selalu pakai pelampung ini, janji Soleh. (rof)

Cuaca Buruk

Written By Unknown on Selasa, 19 November 2013 | 22:31



Cuaca Laut Jawa Mendung
Pelaut Khawatir Ombak Besar, Penumpang Was-Was

Yudhi/Radar Gresik
Foto : Yudhi
MENDUNG : Cuaca di sekitar Pelabuhan Gresik terlihat gelap oleh mendung.
Kondisi laut Jawa atau di sekitar perairan Gresik diselmuti mendung sejak dua hari terakhir. Kendati demikian Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik belum mengeluarkan himbauan atau larangan berlayar. Namun para awak kapal khawatir dengan cuaca seperti itu.

KEKHAWATIRAN itu dirasakan oleh Hamzah (34), salah seorang ABK kapal barang yang bersandar di Pelabuhan Gresik. Kondisi cuaca yang akhir-akhir ini tidak menentu membuat dirinya agak  takut berlayar. Meskipun berlayar adalah pekerjaan sehari-hari, dengan kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi membuat ketakutan.
Menurutnya, dengan kondisi cuaca yang semacam ini, dirinya merasa agak ketakutan, karena banyak kapal yang tenggelam. “Saya ya sedikit takut, bisa saja kapal ini tenggelam,” tuturnya.
Pelaut kelahiran Banjarmasin ini sibuk memindahkan barang dari Pelabuhan kedalam perahunya. Kegiatan semacam ini, merupakan pekerjaan rutin saat kapal akan berlayar kembali. Hamzah mengatakan, dirinya selama satu tahun hanya empat kali berada didaratan. “Biasanya satu kali bersandar, kapal akan jalan lagi beberapa hari kemudian,” jelasnya.
Hal senada dirasakan oleh Faisal, nahkoda kapal berusia 60 tahun. Kapal yang dinahkodainya membawa barang-barang perdagangan. Barang itu akan dibawa menuju Ambon untuk diperjual belikan disana. Satu rate perjalanan, dirinya bisa menghabiskan 60 ton solar.
Kondisi cuaca yang seperti ini, biasanya para pemilik barang komplain. Karena barangnya akan terlambat sampai tujuan. “Kalau cuacanya buruk ya kami tidak berani berlayar, sehingga pelanggan banyak yang protes,” jelasnya.
Biasanya cuaca buruk terjadi di November akhir ini. Namun, kondisi alam yang tidak menentu seperti sekarang ini bisa membahayakan pelayaran. “Sebetulnya saat ini belum masuk cuaca yang extreme, tapi kondisi alam saat ini yang tidak dapat diprediksi sewaktu-waktu cuaca bisa berubah,” jelasnya.
Nanang Affandi, Kasie Kepalabuhanan KSOP Gresik mengatakan, hingga kini pihaknya belum mengeluarkan peringatan tentang bahaya gelombang tinggi. Prakiraan cuaca dari BMKG menyatakan, kondisi gelombang dan kecapatan angin masih di ambang batas normal.
"Kalaupun ada gelombang tinggi pasti akan kami pantau. Pemantauan juga kami peroleh dari BMKG, nahkoda kapal yang berada di laut serta informasi dari lokasi pengeboran minyak di lepas pantai," terang dia.
Hanya saja Nanang berharap para pelaut tetap mengantisipasi perubahan cuaca yang bisa berjalan cepat. "Ini penting demi keselamatan mereka selama berlayar," pungkas Nanang. (rof)
 
Support : PT Media Gresik | Untuk Negeri
Asli © 2013. BlokGresik.com - LOVE TO GRESIK